KU MOHON
Karya Gina Tanziha Afifah
Sang surya perlahan mulai tenggelam menyisakan keremangan yang untungnya lekas tersorot rembulan dan taburan bintang. Hewan nokturnal mulai berjeritan, mengusip senyap yang mulai bersemayam. Angin lalu bertiup kencang, dinginnya mampu menggapai tulang dan persendian. Sementara itu, lampu-lampu mulai nampak berkelip membantu rembulan dan bintang mengusir kelam mencipta temaram dan akhirnya malampun mulai meretas.
Sejurus kemudian, adzan maghrib terdengar bersahutan, menggema lantang menyambut malam. Detik yang sama, aku terdiam, duduk tertunduk bersama perasaan malu yang kian merasuk. Malu-malu pada Tuhan dan segenap makhluk yang Ia ciptakan. Entahlah, sejak kapan kesadaran ini mengusik kepermukaan. Yang aku tahu pasti hanyalah kesadaran akan arti diriku yang hanya laksana sampah di mata Tuhan dan orang-orang yang benar-benar tidak mengenal waktu. Menyiksa batin menumbuhkan kebencian terhadap diriku sendiri. Aku malu, malu karena merasa bahwa tiada guna aku menjejak dunia, menikmati helaan nafas hanya untuk hal yang tak berguna. Aku tak tahu kapan kiranya Tuhan mengusap titik air mata yang sampai saat ini masih belum reda. Namun, satu harap yang tersisa. Tuhan, izinkan aku menjadi manusia yang berguna...Ku Mohon..
0 komentar:
Post a Comment