Museum Pos dibuka pada tahun 1931 dengan nama
Museum Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT). Ketika pertama didirikan, sebagian
besar koleksinya berupa perangko dari dalam dan luar negeri. Setelah keadaannya
yang kurang terawat selama Perang Dunia ke-II, dari tanggal 18 Desember 1980,
koleksinya diusahakan untuk dilengkapi lagi dengan melakukan inventarisasi dan
mengumpulkan benda-beda sejarah yang harus dijadikan koleksi museum.
Tiga tahun selanjutnya, museum diresmikan Menparpostel di tanggal 27 September 1983, ketika Hari Bhakti Postel ke-30. Sampai pada masa itu, museum sudah memiliki koleksi benda-benda dan peralatan yang ada hubungannya dengan proses sejarah pos dari masa ke masa, selama lima masa pemerintahan yaitu dari masa Kompeni dan Bataafsche Republiek (1707-1803), masa pemerintahan Daendels (1808-1811), masa pemerintahan Inggris (1811-1816), masa pemerintahan Hindia Belanda (1866-1942), masa Jepang (1942-1945) dan masa Kemerdekaan.
Melewati museum itu bisa diketahui bahwa selama
masa kemerdekaan, Pos Indonesia sekurang - kurangnya sudah lima kali ganti nama
dan ganti lambang. awalnya Jawatan PTT (1945-1961), lalu jadi PN Postel
(1962-1965), PN Pos dan Giro (1965-1978), Perum Pos dan Giro (1978-1995,) dan
pada tahun 1995 jadi PT Pos Indonesia (Persero).
Dan Saat ini, pada tahun 2013, Museum pos ini
sudah dilengkapi gadget Win Audio tour guide, yang memudahkan pengunjung, untuk
merasakan pengalaman berkeliling museum secara fun tanpa mengurangi nilai
informasi edukasinya. Audio tourguide adalah seperangkat gadget yang memiliki
tombol angka, dimana pengunjung dapat mendengarkan informasi audio, hanya
dengan menekan angka sesuai dengan posisi objek pamer. Saat ini di Museum Pos
Indonesia terdapat 50 objek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Dengan adanya audio guide ini, diharapkan pengunjung semakin mencintai museum,
karena informasi audionya sudah di sesuaikan dengan menambah suasana hiburan,
fun dan edukatif.